Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misi Terakhir Discovery Diluncurkan

Kompas.com - 25/02/2011, 10:16 WIB

CAPE CANAVERAL, KOMPAS.com — Pesawat ulang alik Discovery akhirnya sukses melesat ke Angkasa untuk memulai misi terakhirnya. Discovery diluncurkan Kamis (24/2/2011) pukul 16.5 waktu setempat atau Jumat subuh tadi dari Kennedy Space Center, Florida, AS.

Enam astronot yang terbang dalam misi kali ini akan menghabiskan waktu 11 hari di luar angkasa untuk melanjutkan proses pembangunan Stasiun Antariksa Internasional atau International Space Station (ISS). Masing-masing dipimpin Steve Lindsay, pilot Eric Boe, dan awak Alvin Drew, Michael Barratt, Nicole Stott, dan Steve Bowen.

Discovery membawa ruangan tambahan untuk dipasang menjadi gudang di ISS. Modul bernama Leonardo yang dibuat Italia, biasanya digunakan untuk ruang penyimpanan bahan logistik selama pesawat ulang alik menjalankan misinya. Modul tersebut biasanya dibawa pulang kembali ke Bumi, namun kali ini akan ditinggalkan di ISS untuk menambah luas ruangan di sana.

Selain itu, misi kali ini juga membawa sebuah robot humanoid yang akan bekerja di sana layaknya astronot. Robot bernama Robonaut R2 adalah buatan NASA dan General Motor yang telah dikembangkan selama 15 tahun. Robot tersebut dirancang untuk menggantikan pekerjaan yang berbahaya seperti melakukan spacewalker di luar angkasa.

Ini merupakan penerbangan ke-39 yang dilakukan Discovery sejak digunakan dalam misi ruang angkasa pada 1984. Sepanjang kariernya, ia telah menjalankan misi selama 352 hari dan mengelilingi Bumi 5.628 kali sebelum penerbangan ini. Kalau diakumulasi, pesawat ulang alik tersebut telah menjelajah angkasa sepanjang 230 juta kilometer, lebih jauh daripada jarak matahari ke Bumi yang 149 juta kilometer.

Kelak, Discovery akan disimpan di museum. Begitu juga dengan dua pesawat ulang alik lainnya yang masih akan menjalankan misi terakhirnya tahun ini, Atlantis dan Endeavour. Selanjutnya, saat semua pesawat ulang laik AS pensiun, astronot NASA akan diterbangkan ke ISS dengan roket Soyuz milik Rusia.

NASA tengah merencanakan pengembangan roket baru yang lebih besar dalam proyek Space Launch System untuk menjalankan misi di masa mendatang termasuk ambisi melakukan penjelajahan ke Mars atau asteroid terdekat. Parlemen AS menetapkan target penyelesaian pada 2016, namun masih kekurangan budget yang dibutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com