Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelepasliaran Orangutan Rentan

Kompas.com - 18/02/2011, 04:43 WIB

jakarta, kompas - Tanpa perlindungan kawasan hutan sekunder, upaya pelepasliaran orangutan kalimantan terancam gagal total meskipun lembaga konservasi Borneo Orangutan Conservation telah membayar konsesi jutaan dollar Amerika Serikat kepada pemerintah.

”Yayasan Borneo Orangutan Conservation (BOS) harus membayar sekitar 1,5 juta dollar AS untuk kawasan pelepasliaran orangutan di Muara Wahau, Kalimantan Timur. Ironisnya, tidak ada jaminan keamanan dari pemerintah,” kata Direktur Centre for Orangutan Protection (COP) Hardi Baktiantoro di Jakarta, Kamis (17/2).

Pelepasliaran orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) ke kawasan hutan, kata Hardi, tidak gratis. Sebab, areal konsesi yang disediakan dianggap kawasan komersial sama halnya kawasan hak pengusahaan hutan.

Mulai tahun ini, BOS akan melepasliarkan 127 orangutan untuk pertama kalinya setelah tahun 2002. ”Pemerintah tidak memiliki perspektif perlindungan satwa yang terancam punah itu,” kata Hardi.

COP telah menyurvei kawasan Muara Wahau. ”Kesimpulan kami, Muara Wahau kawasan dengan tingkat kejahatan kehutanan masif. Mengirim orangutan ke sana sama dengan mengirim ke ladang pembantaian,” kata Hardi.

Hardi menunjukkan dokumen COP tentang pembangunan jalur rel kereta untuk batu bara dari Miao ke Sepaso yang telah memorakporandakan hutan. Perburuan liar, termasuk orangutan, juga makin marak di sana.

”Sepanjang tahun 2010, COP mengevakuasi empat orangutan yang ditangkap masyarakat setempat dari kawasan hutan yang dihancurkan itu. Bagaimana jadinya jika orangutan yang baru direhabilitasi dilepaskan di area tersebut?” katanya.

Situasi serupa terjadi terhadap orangutan yang dilepasliarkan di areal sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh di Jambi. ”Perusahaan kayu mengancam orangutan yang dilepasliarkan Sumatran Orangutan Conservation Project (SOCP),” katanya.

Pertahankan hutan

Direktur Save Our Borneo Noordin juga pesimistis dengan pelepasliaran orangutan. ”Pelepasliaran atau translokasi adalah pilihan paling buruk yang dilakukan. Seharusnya, fokus kita mempertahankan hutan yang menjadi habitat orangutan, tidak peduli itu hutan primer ataupun sekunder,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com