Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari Julurkan Lidah Api Terkuat

Kompas.com - 16/02/2011, 23:28 WIB

KOMPAS.com - Matahari menjulurkan lidah api pada tanggal 15 Februari 2011 lalu. Juluran lidah api yang terjadi tergolong dalam kelas X2 dan tergolong juluran terkuat yang pernah terjadi dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.

Lidah api adalah ledakan besar di atmosfer matahari yang bisa melepaskan energi sebesar 6 x 10 (25) Joule. Lidah api ini dibagi dalam beberapa kelas berdasarkan kekuatannya, di mana yang terbesar adalah kelas X.

Lidah api bisa memengaruhi seluruh lapisan atmosfer matahari. Lidah api akan meningkatkan temperatur plasma hingga jutaan Kelvin, menghasilkan radiasi dari beragam panjang gelombang dan menyebabkan lontaran massa korona.

Lidah api terkuat yang terjadi kemarin berasal dari bintik matahari nomor 1158. Lidah api tersebut merupakan lidah api tertama dari siklus matahari saat ini (solar Cycle 24) yang dimulai 8 Januari 2008 lalu.

"Ini adalah lidah api terbesar yang terjadi sejak 6 Desember 2006," kata Phill Chamberlin, ilmuwan yang terlibat dalam proye Solar Dynamics Observatory NASA. "Kami terkejut ketika mengetahui ini adalah kelas X," lanjutnya.

Chamberlin mengungkapkan, lidah api kelas X kali ini akan diikuti oleh lidah api kelas X yang akan terjadi 2-4 tahun mendatang. Frekuensi terjadinya lidah api akan memuncak ketika mendekari siklus matahari maksimum.

Lontaran massa korona yang terjadi akibat lidah api ini akan mencapai bumi kurang lebih Kamis (17/2/2011) besok, antara 36-48 jam setelah lidah api terjadi. Lontaran massa korona bisa menyebabkan badai geomagnetik.

Gangguan badai matahari

Dampak badai geomagnetik sendiri takkan terlalu siginifikan. Kemungkinan yang terjadi adalah gangguan komunikasi satelit, gangguan sinyal GPS, gangguan jaringan listrik dan kemungkinan korosi pada jaringan bawah tanah.

Jika ada dampak lain, maka dampak ini justru tampak manis. Ketika lontaran masa korona sampai ke bumi, di belahan utara bumi akan muncul fenomena aurora borealis, tampak seperti semburat cahaya matahari dengan berbagai pola.

Sayangnya fenomena terakhir hanya bisa disaksikan jika berada di lintang tinggi. Lidah api matahari sendiri pertama kali diobservasi secara independen oleh Richard Hodgson pada tahun 1859.

Situs astronomi lokal, Langitselatan.com memberitakan bahwa Alfan Nasrulloh sempat mengamati fenomena lidah api ini dengan menggunakan teleskop radio JOVE di observatorium Bosscha.

"Observatorium Bosscha bisa terlibat aktif di radio (frekuensi rendah) untuk 'menyambut' siklus aktifitas matahari ke-24 dengan puncak aktifitas matahari sekitar 2012-2014 dalam bentuk solar patrol," demikian diberitakan situs itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com