JAKARTA, KOMPAS.com - Head of Communications for New7Wonders Eamonn Fitzgerald mengatakan pernyataan yang beredar di media bahwa New7Wonders meminta pemerintah Indonesia untuk membayar 45 juta dollar AS adalah salah.
"Kami sangat mengerti bahwa instansi pemerintah yang terkait tersebut dapat membuat keputusan untuk menarik kembali janji mereka sebelumnya dan tidak mendukung hal tersebut. Itu keputusan yang bisa mereka buat, namun ketahuilah konsekuensinya," tutur Eamonn kepada Kompas.com via email, Kamis (3/2/2011).
Sementara itu, dalam pernyataan Eamonn di www.n7wpress.wordpress.com yang dilansir pada Rabu (2/2/2011), menyebutkan bahwa jika pemerintah mau mendukung kesempatan untuk menjadi tuan rumah resmi dari New7Wonders, komitmen yang perlu dibayar adalah 10 juta dollar AS.
Pada kontrak antara New7Wonders dan sebuah konsorsium swasta di Indonesia menyebutkan biaya lisensi untuk hak eksklusif sebagai tuan rumah yang ditawarkan konsorsium swasta tersebut adalah 10 juta dollar AS dan diterima oleh New7Wonders. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sepenuhnya telah mengetahui angka ini dan membuat pernyataan dukungan yang dipublikasikan oleh Kemenbudpar melalui media dan secara tertulis. Hal ini yang membuat konsorsium swasta pun membuat kontrak bersama New7Wonders.
Dirjen Pemasaran Sapta Nirwandar kepada Kompas.com, Kamis (3/2/2011) mengatakan pihaknya akan segera mengirim surat perihal permasalahan keputusan Indonesia sebagai host kepada Yayasan New7Wonders.
"Karena yang lalu kan baru penjajakan, belum dan masih jauh jadi kontrak," katanya.
Saat ditanyakan mengenai nominal pembayaran, Sapta mengatakan bahwa 10 juta dollar AS untuk license, 20 juta dollar AS untuk venue, dan production 15 juta dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.