Seniman Geleng-geleng Lihat "Crop Circle"

BANTUL, KOMPAS.com — Misteri crop circle di Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, masih belum terpecahkan. Asumsi yang mengatakan bahwa fenomena itu adalah karya sekelompok orang pun mengagetkan para seniman di Kota Gudeg.

Seniman grafiti yang kerap berkarya di dinding-dinding kota Yogyakarta, Rolly Love Hate Love, menilai sangat gila jika crop circle di Berbah dibuat dalam waktu satu malam. Menurut Rolly, belum ada seniman di Yogyakarta ataupun Indonesia yang mampu membuat karya seperti itu.

"Kalau artis luar negeri mungkin bisa. Itu pun harus dengan teknologi canggih," imbuhnya, saat ditemui di Distro Survive Garage, Jalan Bugisan, Kasihan, Bantul, Selasa (25/1/2011).

Bayu Widodo, seorang perupa, menjelaskan, sebuah karya seni dengan kesempurnaan presisi dan singkatnya waktu pembuatan seperti di Berbah belum bisa diterima akal, bahkan oleh seniman seperti dirinya.

"Karya seperti itu membutuhkan konsep dan eksekusi yang matang. Apalagi, tidak ada jejak kegiatan manusia di sekitarnya. Kalau itu memang karya manusia, bisa dipastikan orang itu sudah melakukan pengukuran di lapangan jauh hari sebelum pembuatan. Itu harus dilakukan berulang kali," ujar Bayu.

"Karya seperti itu harus dibuat oleh kelompok, empat sampai lima orang. Dan saya yakin, itu tidak akan selesai dalam waktu satu malam. Terlebih, lokasinya gelap dan tanahnya basah," katanya dengan mantap.

Baik Rolly maupun Bayu tidak bisa memastikan crop circle di Berbah buatan seniman. Yang bisa dipastikan, itu adalah sebuah simbol yang memiliki makna. "Biarkan orang menafsirkan makna apa yang ada di dalamnya," kata Rolly. (Tribun Jogja/Hendi Kurniawan)