KOMPAS.com - Ahli botani asal Amerika Serikat dan Inggris, Rabu (29/12/10) kemarin, meresmikan pembuatan database tumbuhan terlengkap di dunia. Databse tersebut dibuat untuk membantu program para ahli konservasi, pembuat obat dan peneliti pertanian.
Database yang bisa diakses di www.theplantlist.org tersebut memuat 1,25 juta nama tumbuhan. Data-data tanaman pertanian seperti gandum dan padi hingga tanaman hias seperti bunga mawar dan paku-pakuan liar ada di sini.
Secara spesifik, data tersebut dibuat untuk membuat penamaan tanaman lebih akurat. Menurut para ilmuwan, tanpa keakuratan nama tumbuhan, pembicaraan tentang kehidupan tumbuhan bisa membingungkan dan menghabiskan waktu.
Proyek pembuatan database ini melibatkan Kew Garden oyal Boyanic Garden di London dan Missouri Botanical Garden di St. Louis. Peter wyse Jackson, Presiden Missouri Botanical Garden mengatakan, "Langkah ini adalah sebuah kemajuan".
"Data ini untuk pertama kalinya memberikan daftar tanaman yang ada di planet ini dan bisa digunakan untuk banyak kebutuhan. Bisa untuk merencanakan konservasi, mencari manfaat ekonomi dari tanaman dan lainnya," tandas Jackson.
Dari 1,25 juta nama dalam database itu, 1,04 juta di antaranya adalah nama spesies. Sementara sisanya merupakan nama "infraspesific" atau nama-nama untuk tingkat varietas atau subspesies.
Pada database ini, nama tumbuhan terpanjang adalah Ornithogalum adseptentrionesvergentulum, yang merupakan nama spesies mencakup tanaman Bintang Natal. Sementara, nama terpendek adalah Poa fax, yaitu nama bunga berwarna ungu dari Australia.
Tercatat, hanya 300.000 nama spesies yang diterima sebagai istilah standar. Sementara 480.000 lainnya merupakan sinonim dari nama lainnya. Sisanya, kurang lebih 260.000 nama masih belum tersepakati.
Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN), 1 dari 5 spesies tumbuhan saat ini terancam punah. Upaya konservasi sangat membutuhkan database yang lengkap. Database tumbuhan ini ditargetkan akan selesai pada 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.