Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Colombus Menyebarkan Sifilis?

Kompas.com - 29/10/2010, 19:29 WIB

KOMPAS.com — Beberapa tahun yang lalu, para ilmuwan mengajukan sebuah pendapat bahwa Colombus-lah yang menyebarkan sifilis ke Eropa. Mereka menganggap demikian sebab sifilis yang disebabkan oleh mikroorganisme bernama Trypanosoma palidum itu merebak ke Eropa tepat setelah Colombus kembali dari perjalanannya ke Amerika Selatan.

Apakah benar pendapat itu? Beberapa ilmuwan baru-baru ini melakukan penelitian untuk mengetahui kebenarannya. Mereka mengumpulkan tulang-tulang yang digali di pemakaman dan akhirnya mendapatkan tujuh tengkorak manusia yang menderita penyakit tersebut semasa hidupnya. Kemudian, mereka melakukan analisis radiokarbon untuk mengetahui umur tengkorak tersebut.

Setelah penelitian selesai, Brian Connell, peneliti sekaligus ahli tulang dari Museum London, mengungkapkan, "Kami percaya bahwa Colombus tidak berkaitan dengan kemunculan penyakit tersebut di Eropa." Ia juga mengungkapkan bahwa semua tulang tersebut berasal dari masa sebelum Colombus. Dua dari tulang yang ditemukan berasal dari rentang waktu 1200-1250 dan lima lainnya berasal dari rentang waktu 1250-1400.

Menurutnya, mungkin hanya sebuah kebetulan ketika sifilis terjadi setelah Colombus kembali dari perjalanannya. Selain itu, sebenarnya negara-negara Eropa saling menyalahkan dalam kasus penyakit tersebut. Hal itu bisa dilihat dari namanya. "Orang Inggris menamakan sifilis cacar Perancis, orang Belanda menamakannya cacar Spanyol, sementara orang Tahiti menganggapya penyakit dari Inggris," ujarnya.

Ia juga mengatakan, tidak adil untuk saling mempersalahkan dalam masalah ini, apalagi menganggap bahwa penyakit itu adalah penyakit orang Amerika yang dibawa oleh Colombus. Pasalnya, tak ada bukti apa pun tentang asal penyakit itu.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com