Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubah Lava Mengembang 9 Cm Per Hari

Kompas.com - 19/10/2010, 04:45 WIB

Magelang, Kompas - Kubah lava Gunung Merapi saat ini terus membesar, mengembang rata-rata 9 sentimeter per hari. Sebelumnya, pembesaran kubah lava hanya beberapa milimeter per hari.

Pembesaran kubah lava ini condong ke selatan atau ke arah Sleman, DI Yogyakarta, sedangkan sisi barat yang ke arah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum membesar.

”Ini tidak mengindikasikan apa-apa. Arah letusan Gunung Merapi bisa berubah ke berbagai arah, kapan saja,” ujar M Muza- ni, anggota staf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, di Magelang, Senin (18/10).

Semakin besar kubah lava menunjukkan aktivitas dalam kawah Merapi terus meningkat sehingga dorongan energi dari dalam juga semakin kuat. Pembesaran kubah lava ini diketahui dari hasil pengukuran BPPTK Yogyakarta menggunakan reflektor yang ditempatkan di sejumlah titik di Gunung Merapi.

Aktivitas kegempaan Gunung Merapi terus meningkat dalam tiga hari terakhir. Muzani mengatakan, terhitung sejak Jumat (15/10) hingga Minggu, gempa vulkanik yang semula hanya enam kali meningkat menjadi 10 kali per hari. Kemarin bahkan 14 kali dalam sehari.

Gempa vulkanik dangkal yang sebelumnya hanya 24 kali per hari sempat turun menjadi 23 kali per hari. Namun, pada hari Minggu meningkat signifikan menjadi 43 kali per hari.

Gempa multifase yang pada Jumat tercatat 246 kali per hari meningkat menjadi 259 kali (Sabtu) dan 357 kali (Minggu).

Ciri letusan besar

Sekalipun belum dapat memprediksi bentuk letusan yang akan muncul, Muzani mengatakan, sejauh ini Gunung Merapi sudah menampakkan kesamaan gejala awal dengan letusan besar yang terjadi tahun 1822, 1872, dan 1930-1931. Kesamaan antara lain adalah mulai dirasakan adanya rentetan gempa vulkanik (seperti terjadi tahun 1872) dan mulai muncul gejala awal tremor (seperti pada letusan 1930-1931).

Namun, lanjut Muzani, jangan buru-buru mengatakan bahwa tahun ini akan terjadi letusan besar, seperti pada tiga contoh di atas. ”Tidak ada kesamaan gejala yang dapat dijadikan acuan karena letusan Gunung Merapi kerap menampakkan gejala awal berbeda-beda,” ujarnya.

Letusan besar yang dimaksud adalah letusan yang mengalirkan muntahan magma hingga radius 11-15 kilometer. Letusan juga memuntahkan material puluhan juta meter kubik.

Tahun 1930-1931, misalnya, volume material yang dimuntahkan 26 juta meter kubik.

Camat Srumbung Agus Purgunanto mengatakan, data dari BPPTK Yogyakarta saat ini menjadi satu-satunya sumber data untuk mengetahui status Gunung Merapi. (EGI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com