”Setiap bulan, ada hitungan batas-batas normal curah hujan. Sejak September lalu, curah hujan yang ada sudah di atas batas-batas normal. Ciri masa transisi memang seperti ini, hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Diperkirakan, kondisi seperti ini berlangsung sampai akhir Oktober atau awal November,” kata Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem BMKG Kukuh Ribudiyanto, Senin.
Warga Jabodetabek dan pemerintah diminta meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem ini. Penyebab utama cuaca ekstrem adalah adanya ekspansi vertikal awan yang mengakibatkan curah hujan meningkat tajam serta peluang terjadinya angin puting beliung cukup tinggi.
Kukuh menambahkan, semua pihak juga harus mewaspadai fenomena La Nina sampai Februari 2011, seiring adanya pemanasan temperatur laut hingga Januari 2011.
Menghadapi cuaca ekstrem, di sebagian wilayah Jakarta rawan pohon tumbang. Di Jakarta Selatan, ada empat kecamatan yang rentan terjadi pohon tumbang, yaitu Kebayoran Baru, Pasar Minggu, Cilandak, dan Kebayoran Lama. Beberapa kawasan di empat kecamatan itu yang paling rawan, antara lain, adalah Pondok Indah, Lebak Bulus, Kemang, Ciledug Raya, dan Tebet. Pada Agustus lalu, total ada 21 pohon tumbang.
Senin kemarin, pohon tumbang juga terjadi di Jakarta Barat, yaitu di Jalan Tanjung Duren Barat I, Kelurahan Tanjung Duren Utara. Sejak Januari 2010, total ada 32 pohon tumbang di Jakarta Barat.
”Jumlah pohon tumbang terbanyak pada pekan pertama Oktober, yaitu 12 pohon,” kata Kasudin Pertamanan Jakarta Barat Adida Noor.
Menurut Adida, jalur rawan pohon tumbang di Jakarta Barat terdapat di Jalan Panjang, Jalan Joglo Raya, dan Jalan Kebon Jeruk Raya. Pohon tumbang pernah menyebabkan satu orang tewas di wilayah Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah.
Di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, pohon tumbang menimpa dua mobil dan tiga kios. Seorang pengendara sepeda motor yang berada di belakang mobil sempat melompat sehingga tidak tertimpa pohon. Tidak