Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

57,6 Persen Terima Pembangunan PLTN

Kompas.com - 24/08/2010, 17:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Hasil jajak pendapat yang disampaikan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyatakan bahwa 57,6 persen dari 3.000 orang di Jawa dan Bali dapat menerima rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN.

Mereka sebagian besar menilai bahwa penggunaan energi nulir dapat menjaga kestabilan pasokan energi. "Denpasar yang paling menerima karena kekhawatiran dapat terjadi krisis energi listrik," ujar Ibnu Hamad, tenaga ahli lembaga penelitian Tridakomi Andalan Semesta yang juga Guru Besar Komunikasi Universitas Indonesia saat memaparkan hasil penelitian untuk BATAN di kantor BATAN, Kuningan, Jakarta, Selasa (24/8/2010).

Meskipun tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN tersebut cukup tinggi, hasil jajak pendapat juga menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat terhadap PLTN masih rendah. "Masyarakat yang kurang paham 51,2 persen, tidak paham 28,9 persen, yang cukup paham 18,9 persen, yang tidak 28,9 persen," kata Ibnu.

Ketidakpahaman tersebut dikarenakan hanya sedikit responden yang pernah menerima sosialisasi tentang PLTN dari BATAN. "Kalau sosialisasinya benar, bisa meningkat penerimaannya," tambahnya.

Penerimaan terhadap rencana pembanguan PLTN paling banyak datang dari kalangan pengurus organisasi massa, anggota DPRD serta aparat pemerintah.

Selain karena nuklir dapat menjadi pasokan energi, mereka menerima karena PLTN merupakan program pemerintah dan berkontribusi bagi perkembangan IPTEK. Sedangkan yang menolak, yakni sekitar 24,6 persen dikarenakan mereka khawatir akan kecelakaan atau kebocoran nuklir, penyalahgunaan nuklir menjadi senjata, serta pencemaran radioaktif akibat pembangunan PLTN.

Penelitian jajak pendapat tersebut dilakukan guna mengukur sejauh mana sosialisasi BATAN mengenai PLTN berhasil. "Paling tidak tahun ini dua kali, pada semester pertama pada semester kedua, kami laporkan sebelum tahun anggaran selesai," ujar Kepala BATAN, Hudi Hastowo dalam kesempatan yang sama.

Jajak pendapat yang dilaksanakan 31 Mei-15 Juni di 22 daerah dalam 7 provinsi Jawa-Bali tersebut dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Sebanyak 3.000 responden yang dipilih secara acak terdiri dari 2000 masyarakat umum, 1.000 orang tertentu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com