Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Bukan Sekadar Tegakan Pohon

Kompas.com - 13/07/2010, 20:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sangat disayangkan kalau masih ada orang yang berpikiran bahwa hutan hanyalah sekadar tegakan pohon. Pasalnya, di antara pohon-pohon yang ada di hutan terdapat sebuah ekosistem dengan keanekaragaman hayati yang unik baik di atas permukaan maupun di bawah tanah.

Menurut Profesor Endang Sukara, Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di dalam tanahnya saja tersimpan keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Misalnya, hasil penelitian LIPI terhadap tanah yang ada di kebun raya Bali dan Cibodas.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tanah di kebun raya tersebut mengandung sekitar 500 spesies bakteri Actinomycetes. Lebih mengejutkan, 30 persen di antaranya merupakan spesies baru yang belum dikenal di kalangan ilmuwan seluruh dunia.

"Betapa besarnya keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia," ujar Endang. Sayang sekali apabila kekayaan alam yang langka ini terabaikan manfaatnya. Bahkan, terancam hilang jika tidak segera diselamatkan dengan kebijakan yang menjaga keanekaragaman hayati tersebut.

Saat ini memang belum banyak penelitian di Indonesia yang memanfaatkan bakteri-bakteri tersebut. Namun, menurut Endang, Actinomycetes merupakan jenis bakteri yang selama ini banyak dipakai untuk membuat antioksidan. Bahkan, 98 persen antibiotik dibuat dari kelompok bakteri tersebut. "Jadi, kemungkinan untuk mengembangkan antibiotik jenis baru sangat besar," ujar Endang.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konversi hutan bukan semata-mata melihat dari sisi petimbangan karbon berdasarkan tegakan pohon saja seperti yang sering digembar-gemborkan saat ini seperti pembukaan kebun kelapa sawit. Ekosistem hutan terutama aspek mikrokosmos seringkali dilupakan dalam konversi lahan.   

Hal tersebut menjadi salah satu perhatian para ahli biologi Indonesia yang akan berpartisipasi dalam konferensi internasional Association for Tropical Biology and Conservation (ATBC) 2010 di Bali, 19-23 Juli 2010. Para ilmuwan Indonesia berusaha agar pertimbangan-pertimbangan sains yang membela kepentingan nasional dapat diterima komunitas internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com