Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow... Sensasi Khas dari Tidung

Kompas.com - 29/06/2010, 17:32 WIB

KOMPAS.com - Ada beberapa hal yang menjadi kegiatan wajib saat bertandang ke Pulau Tidung, pulau terbesar dari gugusan pulau di Kepulauan Seribu.

Begitu mendaratkan kaki dan meletakkan barang bawaan di tempat penginapan -- yang tak lain rumah penduduk -- sudah tersedia sepeda yang diparkir di depan rumah. Petualangan mengelilingi Tidung pun berawal dari alat transportasi sederhana namun selalu berhasil menimbulkan kerinduan itu.

Bagi yang tak lagi terbiasa bersepeda mungkin butuh waktu beradaptasi untuk dapat meliuk-liuk di jalanan yang menyerupai gang itu. Dari area dengan pemukiman padat, hingga lama-lama menyusuri tepi pantai yang dipagari berbagai tumbuhan dan dihiasi deretan pohon kelapa. Begitu tenang dan semilir angin menari di tengah keriuhan bersepeda.

Setelah puas berkeliling, kegiatan wajib selanjutnya adalah segera menuju tempat mengambil alat-alat snorkeling. Masing-masing orang dibagikan dan lagi-lagi dibawa dengan sepeda hingga tempat yang ditentukan.

Namun, pengunjung bisa memilih, sesuai harga paket perjalanan yang diambil, apakah snorkeling di sekitar Pulau Tidung atau snorkeling di sekitar Pulau Air atau Pulau Payung yang berarti harus menggunakan kapal terlebih dulu. Tak jarang, mereka yang hanya berenang di sekitar Pulau Tidung akan merambah berbagai titik. Di bawah jembatan penghubung Pulau Tidung Besar dan Tidung Kecil, atau bahkan ke bagian ujung Tidung Kecil yang berarti harus berjalan memasukinya terlebih dulu.

Namun ketika matahari mulai terbenam semua orang seolah sudah punya tujuan tetap: menuju jembatan penghubung Pulau Tidung Besar dan Tidung Kecil, yang merupakan jembatan terpanjang di Kepulauan Seribu. Jembatan pun menjadi semacam meeting point, di mana kita bisa melihat hampir seluruh pengunjung yang sedang bertandang di Tidung.

Pengunjung yang kebanyakan anak muda itu juga punya ritual: terjun bebas dari puncak ketinggian san menceburkan diri ke laut. Banyak yang sengaja mengantre, bahkan berulang kali melakukannya demi merasakan adrenalin yang mengalir deras saat tertarik arus gravitasi.

"Harus cobain. Belum ke Tidung namanya kalau belum lompat dari sini," ungkap Trisna tiba-tiba sembari tersenyum, seolah meragukan bahwa kelompoknya yang saat itu terdiri dari delapan orang perempuan, akan sanggup melakukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com