Jakarta, Kompas -
”Selain itu, hujan juga sering membawa sampah baru, seperti daun dan ranting yang rontok, pohon tumbang, dan sampah yang terbawa aliran air,” kata Djamaluddin, Kamis (17/6).
Pengaruh hujan terhadap kinerja petugas, misalnya, petugas tidak bisa mengambil sampah di rumah-rumah warga atau
Pada musim hujan, produksi sampah juga meningkat. Hal itu berkaitan dengan musim panen yang banyak terjadi pada musim hujan. ”Biasanya banyak buah dan sayur yang baru dipanen dikirim ke Jakarta. Selain buahnya sendiri, kemasannya juga sangat banyak dan berlapis-lapis. Itu semuanya jadi sampah nantinya,” katanya.
Menurut Djamaluddin, produksi sampah di Jakarta Utara rata-rata 5.000 meter kubik per hari. ”Kalau musim hujan, produksi sampah naik hingga lima persen,” ujarnya.
Dari jumlah itu, rata-rata sampah yang tidak terangkut mencapai 15-20 meter kubik per hari. Sampah yang tidak terangkut itu bukan berarti petugas kebersihan tidak mampu, tetapi karena sampah datang setelah jadwal pengambilan sampah.
”Setiap hari, ada dua kali jadwal pengambilan sampah, pagi dan siang hari. Biasanya, sampah-sampah yang tertinggal
Djamaluddin menjelaskan, saat ini suku dinas kebersihan memiliki personel kebersihan sekitar 200 orang dan armada sebanyak 142 unit kendaraan. ”Makin lama personel kebersihan makin menyusut karena usia pensiun. Adapun personel baru belum juga ditambahkan. Tahun 1980-an, personel sudin kebersihan mencapai 400 orang,” katanya.
Selain personel yang menyusut, jumlah tempat penampungan sementara (pun makin lama makin berkurang. Djamaluddin mengaku tidak memegang