Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelajah Asteroid Kembali ke Bumi

Kompas.com - 14/06/2010, 09:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hayabusa, wahana antariksa Jepang kembali ke Bumi hari Minggu (13/6/2010) petang, setelah menjalani misi pendaratan ke asteroid Itokawa, selama tujuh tahun lebih. Wahana yang pembawa kapsul penyimpan sampel batuan dari Itokawa itu jatuh di selatan Australia sekitar pukul 21.00 WIB.

Sebelumnya, Hayabusa melintasi kawasan selatan Indonesia. Namun, obyek ini sulit terlihat di malam hari karena saat melintas dari barat ke selatan Indonesia kapsul belum terbakar. Hal ini disampaikan pakar astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, Minggu (13/6).

"Hayabusa ini hanya terlihat di Australia selama beberapa menit sebelum jatuh,” ujar Thomas, peneliti dari Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan. Kenampakannya di langit arah barat laut sebagai obyek yang menyerupai "bintang" sangat terang di dekat Mars yang bergerak ke arah selatan. Saat terbakar, wahana itu bersuhu sekitar 7.000 derajat celsius.

Badan Antariksa Jepang (JAXA) telah melakukan beberapa tahapan TCM (trajectory Correction maneuver) untuk mengarahkan Hayabusa ke titik jatuh. Pada hari Minggu, sekitar pukul 18.00 WIB, wahana ini berada di atas India pada ketinggian 70.000 kilometer atau dua kali ketinggian orbit satelit Palapa. Kapsul pembawa sampel mulai dilepas dari Hayabusa saat berada di atas selatan jazirah Arab. Selanjutnya, kapsul di arahkan untuk jatuh di wilayah Woomera, Australia Selatan.

Memasuki atmosfer Bumi pada ketinggian 200 kilometer, kecepatan Hayabusa mencapai lebih dari 400.000 kilometer per jam. Dan, pada ketinggian sekitar 100 kilometer Hayabusa dan kapsul akan terbakar. Pesawat induk ini habis terbakar, tetapi kapsul yang dilengkapi pelindung panas yang mutakhir dirancang tetap utuh hingga mencapai permukaan Bumi pada Minggu pukul 11 malam waktu Australia.

Keberhasilan misi Hayabusa merupakan pencapaian penting bagi pengembangan teknologi dan sains antariksa, antara lain dalam rekayasa dan pengujian propulsi ion dan pelindung panas kapsul antariksa. Selain itu, kajian fisis jarak dekat asteroid Itokawa dan sampel tanahnya juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang fisis tata surya dan asal-usulnya.(YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau