Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luapan Air Rawa Pening Genangi Permukiman Warga

Kompas.com - 20/05/2010, 11:48 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Luapan air waduk alami Rawa Pening menggenangi sekitar 200 rumah warga di Dusun Rowoganjar (Rowoboni), Ngrapah (Banyubiru), dan Tegalwuni di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Hal ini menyebabkan kondisi sosial dan ekonomi warga di daerah tersebut semakin terganggu.

Dalam pantauan Kompas di Dusun Rowoganjar, Selasa (18/5), ketinggian air berkisar 15-40 sentimeter. Di dusun ini terdapat sekitar 150 rumah warga. Air masuk ke rumah sebagian warga hingga mereka menyingkirkan sebagian besar perabot rumah tangganya. Namun, ada pula warga yang memanfaatkan luapan air tersebut untuk mencuci pakaian.

"Airnya sudah sempat agak surut, tetapi dua hari terakhir ini meluap. Sebetulnya sudah dua bulan terakhir air meluap dan surut sebentar," kata Salbiah (50), warga Dusun Rowoganjar.

Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, ia juga kehilangan tanaman padi seluas 7.500 meter persegi dari lahan garapannya. Salbiah hanya mendapat gabah sekitar 50 kilogram, tetapi itu pun masih harus dibagi dua karena ia menggarap tanah orang lain dengan sistem bagi hasil. Seharusnya bila panen baik, ia bisa mendapat satu ton gabah kering panen.

Kondisi ini juga cukup menyulitkan warga mendapat air bersih. Menurut Sarmi (65), air di sumur terganggu luapan air itu sehingga warga hanya bisa bergantung dari aliran air yang diambil dari sumber Muncul di Banyubiru.

Setiap tahun, kata Sarmi, kondisi ini semakin parah. Saat ia masih berusia belasan tahun, Rowoganjar masih belum terkena dampak luapan Rawa Pening. Namun, saat ia berusia sekitar 30 tahun, air mulai menggenangi perkampungan. Beberapa tahun terakhir, air sampai masuk ke dalam rumah.

Menurut sejumlah warga, tempat tinggal mereka bukan daerah genangan Rawa Pening, tetapi lahan bersertifikat. Camat Banyubiru Lalu Muhammad Maladi mengatakan, selain di Rowoganjar, sekitar 50 rumah warga juga terkena genangan air di Ngrapah dan Tegalwuni.

"Tetapi yang berat itu akibat luapan air dari Rawa Pening, eceng gondok menepi dan menutupi sawah warga. Setelah banjir ini surut, warga akan kesulitan mengolah lahan karena harus memindahkan kerumunan eceng gondok," ujar Maladi. (GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com