Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakteri Anaerob Serba Guna

Kompas.com - 26/03/2010, 09:37 WIB

Nawa Tunggal

KOMPAS.com — Masyarakat urban tidak jarang menjumpai persoalan kloset mampet. Penghuni apartemen menemui saluran pencuci piring tersumbat sisa-sisa makanan. Aroma tak sedap pun sering merebak dari saluran air kotor permukiman.

Jika penyebabnya adalah bahan-bahan organik, bakteri-bakteri pengurai bisa memperbaiki keadaan tersebut. Bakteri-bakteri pengurai dipilih dari jenis bakteri anaerob.

Bakteri anaerob merupakan jenis bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Bakteri anaerob tumbuh tanpa terkontaminasi udara bebas. Salah satunya tumbuh di dalam kotoran hewan yang masih berada di dalam perut.

Ada dua cara untuk memperolehnya. Cara pertama, mengambil bakteri anaerob dari kotoran di dalam perut hewan yang disembelih. Cara kedua, mengambil kotoran dari dalam perut hewan ternak yang dipertahankan tetap hidup. Cara ini menggunakan teknologi medis dengan operasi fistula.

Operasi fistula untuk membuat saluran pengambilan kotoran hewan ternak dari dalam perut tanpa menyebabkan hewan itu mati. Secara ilmiah, terbukti kandungan bakteri anaerob paling banyak berada di rumen, yaitu bagian perut pertama pada hewan pemamah biak. Bagian ini terletak di antara kerongkongan dan perut jala.

"Kotoran yang mengandung bakteri anaerob dapat diambil setiap hari dari hewan yang dioperasi fistula," kata Suryadi, periset pada Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Minggu (21/3/2010) di Jakarta.

Batan sejak 2006 mengembangkan riset pemanfaatan bakteri anaerob yang diambil dari hewan ternak yang dioperasi fistula. Hewan sapi dan kerbau yang dipilih.

"Operasi fistula sudah dilakukan pada tiga sapi dan seekor kerbau. Pada uji coba pertama mengakibatkan seekor sapi mati," ujar Suryadi.

Hewan yang akan dioperasi fistula harus berusia di atas dua tahun. Setiap pagi dapat diambil kotoran melalui lubang operasi fistula di bagian samping atas perut sapi atau kerbau tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com