Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asmani, Penjaga Situs Megalitik

Kompas.com - 17/03/2010, 08:07 WIB

Oleh Wisnu Aji Dewabrata

KOMPAS.com - Asmani Muis masih teringat kata-kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hasan pada tahun 1988, yang meminta dia untuk menjaga situs megalitik di Desa Kotaraya Lembak, Kecamatan Pajar Bulan, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Asmani telah menjadi penjaga situs megalitik Kotaraya Lembak selama 20 tahun.

Situs Kotaraya Lembak ditemukan pada tahun 1988. Situs megalitik yang terletak di tengah kebun kopi, sekitar 250 kilometer barat Kota Palembang, itu merupakan lokasi ditemukannya tujuh bilik batu. Bilik batu di situs Kotaraya Lembak diperkirakan sudah berumur 2.500 tahun.

Menurut Asmani, wilayah Kotaraya Lembak sejak sebelum Indonesia merdeka sudah sering didatangi para peneliti Belanda. Mereka meneliti peninggalan megalitik yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam, Sumsel.

Asmani mengungkapkan, sampai tahun 1980-an banyak orang datang ke Kotaraya Lembak karena mendengar desas-desus ada harta karun. Tidak seorang pun yang menemukan harta karun berupa emas-berlian, tetapi para pemburu harta karun itu justru menemukan tujuh bilik batu. Tiga buah bilik batu di antaranya ditemukan di areal kebun kopi milik Asmani.

Penemuan tujuh bilik batu itu dilaporkan ke Penilik Kebudayaan di Kecamatan Jarai, sampai pada akhirnya berita penemuan menghebohkan itu tersebar hingga ke Jakarta. Para peneliti dari Jakarta datang ke Kotaraya Lembak untuk pertama kali pada awal tahun 1988. Mereka berjumlah empat orang, ditambah dua orang dari Lahat. Para peneliti itu bolak-balik ke Kotaraya Lembak selama setahun untuk melakukan penelitian.

”Agustus 1988, Menteri Fuad Hasan datang ke sini. Beliau berbicara langsung kepada saya dan minta tolong kepada saya supaya situs ini dijaga. Nanti setibanya di Jakarta, beliau akan mengirimkan uang untuk beli rokok,” cerita Asmani.

Tanpa pikir panjang, Asmani menyanggupi permintaan Fuad Hasan. ”Meskipun Bapak tidak menyuruh, saya tetap akan menjaga situs ini karena situs ini adalah peninggalan nenek moyang,” kata Asmani menirukan ucapannya kepada Fuad Hasan ketika itu.

Sebulan setelah kedatangan Fuad Hasan, selepas maghrib, seorang kurir datang ke rumah Asmani, mengantar uang dari Fuad Hasan. Jumlah uang yang diantarkan cukup besar pada masa itu, yaitu Rp 600.000.

Asmani kebingungan karena mendapat segepok uang dari seorang menteri. Dia sempat ragu menerimanya, namun kurir itu menyarankan agar Asmani menerima uang tersebut. Supaya lebih yakin, Asmani bertanya apakah kurir itu sudah mendapat izin dari Fuad Hasan. Kurir tersebut menyatakan sudah mendapat izin dari Menteri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com