Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambu untuk Mengurangi Karbon Dioksida

Kompas.com - 02/02/2010, 08:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Vegetasi bambu berdaya serap karbon dioksida tergolong paling besar, berbeda dengan jenis pohon lain karena bambu memiliki kemampuan fotosintesis efisien, yaitu menyerap kembali sebagian karbon dioksida yang dihasilkan.

Dalam pembahasan di Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, Denmark, baru-baru ini, penanaman bambu diupayakan masuk dalam program Alih Guna Lahan dan Kehutanan (LULUCF), serta Reduksi Emisi dari Perusakan Hutan dan Degradasi Lahan (REDD).

”Dunia tidak akan bisa menolak bambu dengan ekolabel karena bambu yang tidak dipanen atau dimanfaatkan justru akan membusuk di alam dan melepaskan emisi,” kata Marc Peeters, salah satu penanam modal usaha pembibitan bambu satu-satunya di Indonesia dengan teknologi kultur jaringan dari Belgia, Senin (1/2/2010) di Jakarta.

Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja telah menyampaikan gagasannya kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta untuk menghidupkan kembali Rencana Aksi Bambu Nasional. Kebijakan itu dikeluarkan Sarwono saat menjabat Menteri Lingkungan Hidup periode 1996-1997.

Peneliti bambu dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Hutan dan Konservasi Alam pada Badan Litbang Kehutanan di Departemen Kehutanan Sutiyono menjelaskan, fotosintesis bambu memiliki mekanisme C4, sedangkan pohon jenis lainnya C3. Artinya, fotosintesis bambu lebih efisien.

Peeters mengatakan, apresiasi dunia terhadap bambu kini meningkat, seperti di Bandara Barajas, Madrid, Spanyol, yang menggunakan bambu untuk langit-langit gedungnya. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com