Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahalnya Ongkos Konservasi Badak

Kompas.com - 15/01/2010, 17:37 WIB

KOMPAS.com - Badak tidak hanya hewan yang sulit berkembang biak sehingga populasinya tak juga beranjak naik sehingga terancam punah. Namun, upaya konservasi badak juga tergolong sangat mahal dan perlu perlakuan khusus yang berbeda dari hewan lainnya.

Dari jenis makananya saja, tahukan Anda kalau badak ternyata tidak doyan rumput meski tergolong herbivora. Hewan bercula yang nyaris punah itu memakan 160-200 spesies daun seperti spesies beringin, nangka, atau jahe-jahean. 

"Pohon ara, fikus, beringin-beringinan, 30 spesies pohon merambat, 12 spesies nangka-nangkaan, putat, baringtonia, mangga-manggaan atau mangivera, manggis, rambutan, pisang-pisangan, jahe-jahean, sama kedondong hutan dia suka," ujar Widodo Ramono, Ketua Yayasan Badak Indonesia (YABI), usai jumpa pers di Hotel Santika Bogor, Jumat (15/1/2010).

Widodo menyebutkan asupan makanan badak dalam satu hari pun cukup banyak. Menurut Widodo, dalam sehari total makanan badak seberat lima persen dari berat tubuhnya. "Kalau berat badannya 600 kilo, butuh 30 kilo daun-daunan kan tiap hari," ujarnya. 

Oleh karena banyak makan itulah, badak juga membutuhkan lahan luas untuk hidup. Di penangkaran Suaka Rhino Sumatera (SRS), Way Kambas, Lampung misalnya, 1 hektar luas lahan hanya dihuni lima ekor badak Sumatera. "Masing-masing badak estimasinya 20 hektar," imbuh Widodo. 

Usaha penangkaran badak menurut Widodo memakan biaya yang cukup besar. "LSM menanggung 100.000 dolar Amerika pertahun, dari pemerintah juga ada, untuk perlundungan kawasan," tuturnya. Di SRS Waykambas sendiri tersedia dua dokter hewan untuk lima ekor badak, dan dibutuhkan dua orang perawat badak untuk seekor badak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com