Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Meksiko, "Kiamat" Diramalkan Terjadi 2010

Kompas.com - 02/01/2010, 09:54 WIB

KOMPAS.com — Tak usah tunggu 2012, banyak orang Meksiko bahkan takut menghadapi 2010. Kenapa? Menurut kepercayaan Meksiko, sejarah berulang setiap 100 tahun. Seratus tahun lalu, tahun 1910, revolusi Meksiko memakan korban lebih dari sejuta orang. Selain itu, persis seabad sebelumnya pada tahun 1810, perang kemerdekaan Meksiko dimulai. Perang ini berlangsung 10 tahun dan juga berlinang darah.

Maka dari itu, banyak kalangan di Meksiko khawatir pada 2010 akan terjadi kerusuhan lagi, terutama dari kelompok-kelompok militan di selatan perbatasannya. Apakah ketakutan ini beralasan? Memang kelihatannya keadaan Meksiko tidak selabil tahun 1809 ketika Meksiko masih dijajah Spanyol, atau 1909 semasa pemerintahan brutal Porfirio Diaz. Namun, kali ini Meksiko sedang mengalami tingkat kekerasan kriminal dan kelesuan perekonomian yang terburuk sepanjang sejarah. "Kita di ambang krisis sosial," ungkap José Narro, Direktur Universitas Otonomi Nasional Meksiko.

Kekhawatiran utama kini adalah bila kartel narkoba Meksiko, yang selama sepuluh tahun belakangan ini bertanggung jawab atas kira-kira 15.000 pembunuhan, mempersenjatai kelompok-kelompok gerilya. Mereka bisa memanfaatkan ketakutan atas ramalan kekacauan 2010 dan memprovokasi rakyat untuk melawan Presiden Felipe Calderón yang gencar melawan perdagangan narkoba. Akhir tahun kemarin, pihak berwajib Meksiko juga menyita sejumlah besar persenjataan yang diduga akan dikirim dari Zeta, geng narkoba yang sangat agresif, kepada José Manuel Hernandez, yang dikabarkan merupakan pemimpin dari Tentara Revolusi Populer (EPR). EPR tahun-tahun sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas penyerangan infrastruktur perminyakan Meksiko dan juga pengeboman enam jalur pipa minyak pada tahun 2007.

Namun di pihak lain, pengamat politik seperti Denise Maerker, kolumnis dari harian El Universal di Mexico City, justru khawatir bahwa Pemda Meksiko seperti di Chiapas, tempat ditemukannya persenjataan tersebut, memakai ketakutan 2010 untuk menekan aktivis sosial. "Mereka menghubung-hubungkan para pembela kaum miskin dengan kelompok-kelompok bersenjata," kata Maerker, yang bahkan meragukan bukti bahwa Hernandez adalah pimpinan EPR.

Di samping ancaman kekerasan, kelesuan perekonomian Meksiko juga kian menghantui. Karena ketergantungannya pada pasar A dan juga kiriman uang dari tenaga kerja Meksiko di AS, maka resesi global tahun lalu juga memukul Meksiko. Produk domestik bruto Meksiko berkurang 5 persen pada tahun 2009 sehingga memperburuk tingkat pengangguran dan kemiskinan. Laporan pada tahun 2009 dari Colegio de Mexico, salah satu universitas terkemuka negara itu, juga memperingatkan bahwa, "Ledakan sosial nasional sudah di ambang pintu." Uskup gereja Katolik Roma, Gustavo Rodriguez, mengatakan, "Kita tak bisa memisahkan krisis ekonomi dari kekerasan dan kriminalisme yang kita alami hari demi hari."

Namun, walau ada bayangan ketakutan untuk 2010, Calderón bersikeras ingin memutus siklus kekerasan tiap abad itu sehingga 2010 bisa menjadi tahun yang membawa "momen transformasi yang damai." Calderón memulai usahanya di penghujung tahun 2009 dengan mereformasi politik Meksiko sehingga memperbolehkan pengangkatan kembali untuk pejabat seperti wali kota dan pembuat undang-undang, walau presiden tetap dibatasi hanya satu masa jabatan selama 6 tahun. Perubahan ini penting untuk memulai 2010 karena larangan pengangkatan kembali itulah yang menjadi pemicu revolusi pada tahun 1910.

Namun, tetap saja Calderón harus memutar balik keadaan ekonomi juga. Menurut Maerker, warga Meksiko sudah "lelah dengan keadaan ekonomi ini." Kalaupun pada 2010 tak terjadi pergolakan bersenjata, bisa saja rakyatnya patah semangat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com