Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Separator "Busway" yang Kerap Makan Korban

Kompas.com - 18/12/2009, 12:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Marka pembatas jalan antara jalur umum dan jalur bus transjakarta atau biasa disebut separator busway idealnya berfungsi untuk menjaga keamanan arus lalu lintas. Namun, kehadiran separator ini kerap kali justru malah menelan korban para pengendara yang melintas. Kondisi separator yang sudah rusak ataupun posisi penempatan yang kurang tepat menjadi penyebab banyaknya korban yang jatuh. 

Pantauan Kompas.com di berbagai jalur busway, baik yang sudah beroperasi maupun yang belum, terdapat beberapa lokasi kerusakan separator busway. Kerusakan antara lain banyak terjadi di jalur busway Lebak Bulus-Grogol dan jalur Kampung Rambutan-Kampung Melayu. Separator busway banyak yang hancur dan terpisah-pisah pada jarak yang panjang.

Terputusnya separator ini mengakibatkan banyak pengendara yang kaget dan akhirnya menabrak separator. Kebanyakan korban dari pengendara sepeda motor. Pengendara yang kaget kemudian menabrak separator hingga kemudian akhirnya terjatuh.

Pengendara mobil pun tak luput menjadi korban. Pengemudi mobil yang kaget banyak yang akhirnya tersangkut di separator. Kemacetan pun tak terelakkan manakala mobil yang tersangkut tidak mampu melepaskan diri dari separator.

Di jalur Lebak Bulus-Grogol, misalnya, tepat di depan Kompleks Kostrad, Kebayoran Lama Selatan, separator yang rusak bahkan sampai terputus cukup panjang. Separator yang utuh menyembul begitu saja dan berpotensi mengagetkan pengendara.

"Memang sering banyak yang jatuh. Apalagi kalau malam, kan enggak kelihatan. Banyak motor yang terguling," kata seorang pedagang rokok tak jauh dari lokasi.

Keberadaan separator seharusnya justru memberikan kenyamanan bagi para pelintas jalan. Bukan justru kerap menimbulkan malapetaka. Perlu perhatian serius dari pengelola untuk memperhatikan perawatan separator di seluruh jalur busway agar tidak lagi menimbulkan korban jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com