Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepian Menular seperti Virus

Kompas.com - 02/12/2009, 14:10 WIB

KOMPAS.com — Kesepian ternyata mirip wabah flu, bisa menyebar dalam sekelompok orang di dekatnya. Begitulah menurut suatu penelitian terbaru. Kalau flu bisa tersebar lewat berjabat tangan, orang bisa "terjangkit" kesepian melalui interaksi yang negatif.

Menurut penelitian John Cacioppo, psikolog dari Universitas Chicago, seseorang yang kesepian biasanya tak mudah memercayai orang lain sehingga masalah kecil bisa menjadi besar. Lirikan atau kata-kata yang sedikit janggal, yang biasanya tak akan dipermasalahkan oleh seorang yang ceria, bagi orang yang kesepian bisa sangat menyinggung sehingga memicu suatu siklus interaksi negatif yang mengakibatkan hilangnya teman-teman.

Intinya, seseorang yang kesepian akan kehilangan hubungan dengan orang lain dan orang lain itu juga bisa terputus hubungannya dengan orang-orang lain lagi. Akhirnya, orang-orang yang hubungannya terputus itu berisiko menjadi golongan yang terasing dari kelompok sosial.

"Seseorang yang kesepian mengantisipasi reaksi negatif dari orang lain, dan akhirnya mereka memang mendapatkan reaksi negatif itu dalam lingkungan. Sebagian karena mereka mengantisipasinya dan sebagian karena mereka sendiri yang mengundang reaksi itu," kata Cacioppo.

Temuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Social Psychology edisi Desember mengindikasikan bahwa kesepian bukanlah bagian dari sifat, seperti dalam ungkapan "orang itu sifatnya penyendiri". Namun, kesepian merupakan suatu keadaan seperti kelaparan.

"Pada dasarnya, kita adalah makhluk sosial. Maka dari itu, kita perlu orang lain untuk bekerja sama," ujar Cacioppo. Karena itu, kesepian mungkin bisa saja merupakan evolusi dari perasaan bahwa ada orang yang mengucilkan Anda.

Hitung teman-teman Anda

Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 5.000 individu yang berpartisipasi dalam penelitian antara tahun 1991 dan 2001. Setiap dua hingga empat tahun, para subyek mengisi kuesioner yang mengukur depresi dan kesepian mereka, menyerahkan catatan medis mereka, dan mengikuti pemeriksaan fisik.

Kuesioner itu antara lain menanyakan para partisipan seberapa sering dalam seminggu terakhir mereka mengalami perasaan tertentu, termasuk rasa kesepian. Pilihan jawabannya: setiap hari atau beberapa kali dalam sehari; setiap satu atau dua hari; setiap tiga atau empat hari; dan setiap lima hingga tujuh hari. Para partisipan juga diminta menyebutkan semua sahabat dan kerabatnya, yang sebagian juga mengikuti penelitian ini.

Dari informasi ini, para peneliti mengamati suatu jaringan sosial yang memperlihatkan hubungan antar-individu dan rata-rata jumlah hari kesepian bagi seseorang dan orang-orang yang terhubung dengannya.

Tiga derajat

Bahkan, hasil penelitian juga menemukan bahwa kesepian bisa menular hingga tiga derajat pemisahan. Jadi, rasa kesepian seseorang bukan saja tergantung dari rasa kesepian teman, melainkan juga dari temannya teman, dan dari teman temannya teman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com