Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membiakkan Laba dari Bibit Jamur Merang

Kompas.com - 09/10/2009, 07:47 WIB

KOMPAS.com - Jamur merang atau Volvariella volvacea kini kian populer. Para petani pun kian bersemangat menanamnya. Karenanya, kebutuhan akan bibit jamur ini cukup besar. Adalah PT Agrocendawan Persada di Semarang yang sejak lima tahun silam mengembangkan bibit jamur merang.

Menurut Slamet Trismiyanto dari bagian pemasaran Agrocendawan, umumnya petani jamur belum mampu memproduksi bibit jamur merang sendiri. Karena itu, kebutuhan akan bibit jamur merang hasil pengembangan industri cukup besar.

Agrocendawan mengembangkan bibit jamur lewat teknik kultur jaringan. Prosesnya bermula dengan pengambilan spora dari jamur yang kemudian diletakkan dalam cawan petri berisi media agar-agar dari kentang yang diberi hormon penumbuh dan anti bakteri. Setelah muncul iselium atau serabut kecil, ia dipindahkan atau diturunkan ke dalam cawan baru hingga tiga kali penurunan.

“Tujuannya agar tumbuh sampai maksimal dengan memakan media baru dalam setiap cawan,” tutur Slamet. Dari satu spora tadi bisa dihasilkan sekitar 200-600 bibit dalam cawan petri.

Kemudian, setiap isi cawan petri dipindahkan ke botol bekas saus yang diberi media tanam berupa biji-bijian seperti jagung untuk memperbanyak jumlah bibit. Dari satu cawan petri bisa dipindahkan menjadi 3.000 botol bibit jamur.

Selanjutnya, bibit dalam botol diturunkan ke dalam media tebar atau log yang terbuat dari campuran kotoran kuda yang sudah kering, kapur, dan merang yang dimasukkan ke dalam plastik dan dipadatkan.

Bagian ujung log disumbat dengan kapas, dan diikat dengan aluminium foil. Setelah baglog disterilkan selama tiga jam dalam suhu 121 derajat, dan didinginkan, lalu bagian ujungnya diberi satu sendok bibit bermediakan jagung tadi. “Dari satu botol bibit tadi, bisa diturunkan menjadi 20-30 baglog. Bibit akan memakan media tebar,” sebut Slamet.

Harga jual bibit berkisar Rp 5.000 - Rp 7.000 per baglog. Setiap bulan Agrocendawan memproduksi 1.000 - 2.000 baglog. Dari setiap log menurut Slamet bisa mengambil keuntungan berkisar Rp 1.200 - Rp 1.700, atau sekitar 25 persen. Setidaknya petani membutuhkan 100-120 baglog untuk membudidayakan dalam satu kumbung atau satu rumah jamur berukuran 6×4 meter. (Dupla Kartini PS/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com