Palu, Kompas -
Bupati Parigi Moutong Longki Djanggola, Rabu (2/9), mengatakan, pihaknya telah menyediakan lahan 400 hektar yang akan digarap menjadi Kota Terpadu Mandiri Bahari. Lahan itu berpotensi untuk pengembangan rumput laut dan budidaya ikan tambak.
Menurut Longki, selama ini potensi Teluk Tomini lebih banyak dinikmati nelayan-nelayan asing dan nelayan besar, termasuk dari daerah lain. Nelayan lokal dengan alat tangkap seadanya akhirnya tidak dapat bersaing.
Cikal bakal transmigrasi bahari sejak beberapa tahun lalu sudah dirintis Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong dengan membangun 700 rumah nelayan untuk 700 keluarga. Mereka juga dibantu peralatan tangkap.
”Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bahari akan dilengkapi infrastruktur jalan, pertokoan, pelabuhan, hingga pergudangan. Masalah pasar pun akan dimediasi pemerintah bekerja sama dengan investor,” kata Longki.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Parigi Moutong I Wayan Sariana mengatakan, lokasi kota terpadu disiapkan di Kecamatan Bolano Lambunu. Di Desa Ongka, yang terletak di pegunungan dan lahan negara, sudah disiapkan pula lahan 5.000 hektar dengan rencana penempatan transmigran 825 keluarga. Nantinya, transmigran di Ongka akan menggarap pertanian dan perkebunan.
”Dengan demikian, KTM Bahari akan dipaketkan dengan KTM yang ada di Ongka. Selambatnya tahun 2010, penempatan, baik untuk kota terpadu mandiri di Ongka maupun sekitarnya, sudah bisa dimulai. Rencana induk dan penyiapan lahan sudah dilakukan, termasuk persiapan analisis mengenai dampak lingkungan,” kata Sariana.
Parigi Moutong adalah kabupaten di Sulawesi Tengah yang giat menggalakkan program transmigrasi, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan. Transmigran di wilayah itu bukan hanya berhasil secara individual, tetapi juga mampu membuka lapangan kerja di berbagai unit usaha dan industri kecil.
”Selama ini wilayah-wilayah pesisir yang dihuni warga lokal jauh tertinggal. Bahkan, penduduk miskin bisa mencapai lebih dari 40 persen dalam satu kecamatan. Padahal, potensi ekonomi Teluk Tomini melimpah di hadapan mereka. Transmigrasi pesisir ini kami harapkan menjadi solusi untuk mengatasi kemiskinan,” kata Sariana.