Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Sudah Begini Kita Hanya Bisa Pasrah...

Kompas.com - 02/09/2009, 23:03 WIB

 

KOMPAS.com- "Allahu Akbar... Astaghfirullahalazim...Ya Allah...."

Begitu jerit ibu-ibu ketika berlari keluar dari rumahnya sambil menggendong anaknya, Selasa (2/9) sore. Sambil tak henti-hentinya menyebut asma Allah, ibu-ibu itu mencari tempat agak lapang di depan rumahnya.

Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di sebelah barat daya Tasikmalaya telah mengejutkan warga Tasikmalaya dan sekitarnya. Pukul 14.55 gempa itu tiba-tiba menggetarkan segala yang dipijak.

Setelah getaran pertama reda, ibu-ibu di kompleks Vila Indah Padasuka itu masih berada di depan rumah. Mereka masih panik. Di antara mereka ada yang menelepon kerabatnya sambil memeluk erat anaknya, ada yang terdiam seolah tidak percaya atas apa yang telah terjadi, dan ada pula yang menangis ketakutan.

"Kalau sudah terjadi begini kita hanya bisa pasrah saja," kata Neti (27), salah seorang warga.

Beruntung, kerusakan di rumah-rumah yang ada di kompleks tersebut termasuk tidak terlalu parah. Hanya sebuah rumah tiga lantai yang sedang dibangun bernilai hampir Rp 1 miliar harus diperbaiki di sana-sini karena ada bagian temboknya yang rusak.

Di Rumah Sakit Jasa Kartini yang berada di tengah Kota Tasikmalaya, kepanikan pun menyelimuti para pasien dan keluarganya yang seadang menunggu kerabatnya yang sakit. Juga para perawat! Begitu gempa terasa, mereka langsung bahu-membahu membawa pasien ke luar rumah sakit. Semua pasien dari lima lantai rumah sakit itu dibawa keluar berikut ranjang dan infus yang menempel di tubuhnya.

"Waktu gempa terjadi, saya menunggu ayah saya di ruang VIP lantai 2. Ayah saya yang sedang terbaring langsung panik. Bersama sopir pribadi, saya lalu membawa ayah keluar gedung rumah sakit. Ada petugas yang mengarahkan agar pasien di bawa ke sini," kata Endah (40), warga Sindangkasih, Kabupaten Ciamis.

Semua pasien RS Jasa Kartini dievakuasi darurat ke halaman markas Kodim 0612 Tasikmalaya yang hanya berselang satu bangunan dari rumah sakit. Mereka ditempatkan di beberapa mobil ambulans. Namun, sebagian besar hanya berlindung di bawah kanopi sederhana di teras masjid dan bangunan Kodim.

Ayahnya Endah, Cece Miharja (61), terlihat lebih tenang berbaring di atas ranjangnya ketika sudah sampai di markas Kodim. Selang infusnya tetap terpasang di tangan kirinya. "Mudah-mudahan kita selamat ya," ujar Endah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com