KOTA BARU, MINGGU — Populasi beberapa jenis penyu, termasuk penyu tempayan (Caretta caretta) dan penyu lekang atau penyu lipas (Lepidochelys olivacea) di wilayah Kecamatan Pulau Sembilan, Kota Baru, Kalimantan Selatan, akhir-akhir ini semakin berkurang.
Camat Pulau Sembilan Janu Wibowo, Sabtu (31/1), mengemukakan, menyusutnya populasi penyu disebabkan beberapa faktor. "Di antaranya, tidak ada penangkaran yang berkelanjutan, padatnya aktivitas nelayan, serta maraknya perburuan terhadap penyu," jelas Janu.
Perburuan penyu untuk diperjualbelikan ke daerah di luar Kalimantan ditengarai menjadi penyebab utama berkurangnya populasi penyu di pulau Sembilan. Penyebab lain adalah banyaknya penyu yang sudah berumur tua dan mati, sementara pengembangbiakannya atau penetasan sangat terbatas, tidak sebanding dengan jumlah penyu yang mati.
Meskipun belum diketahui jumlah penyu yang masih tersisa, Janu yakin jika tidak mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak, maka penyu akan musnah dari Pulau Sembilan. "Penyu lambat laun akan langka dan musnah dari Pulau Sembilan," ujar Janu.
Banyaknya pengambilan telur penyu sepertinya juga menjadi masalah besar lain bagi kelangsungan reptil ini. Banyak lokasi bertelur penyu di Pulau Denawan yang dikuasai warga. Mereka mengambil telur penyu untuk dijual ke Kotabaru.
"Dulu hampir setiap malam bisa dipastikan ada puluhan penyu bertelur di sepanjang pantai dan setiap penyu membuat lubang telur yang berisi sekitar 150 butir telur, tetapi saat ini penyu yang bertelur hanya satu, dua ekor saja" katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), Seksi Konservasi Wilayah III Kota Baru, hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait mulai berkurangnya populasi penyu di Pulau Sembilan.