Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilanda Konflik, PKB Semakin Menarik

Kompas.com - 14/07/2008, 21:46 WIB

JAKARTA, SENIN - Tampil sebagai partai politik yang menyita perhatian publik akibat konflik internal yang berkepanjangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak khawatir ditinggal pemilihnya. Konflik yang terjadi di tubuh PKB, malahan akan membuat PKB semakin menarik di mata konstituennya.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PKB pimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid. "PKB itu, biar konflik tapi tetap menarik," ujar Yenny kepada wartawan di kantor The Wahid Institute, Jakarta, Senin (14/7) siang.

Dikatakan Direktur The Wahid Institute ini, PKB masih punya banyak waktu untuk memulihkan citra partai. Jika dihitung dari putusan kasasi Mahkamah Agung yang akan keluar awal Agustus mendatang, PKB artinya punya waktu satu tahun untuk meyakinkan konstituen mereka agar tidak berpaling ke parpol lain. "Nanti berjalan dengan waktu saja untuk memulihkan citra partai. Agustus ini kan selesai konflik. Jadi, kami masih punya waktu setahun untuk kerja politik," lanjut Yenny.

Putri Gus Dur ini juga meyakini, konflik yang membelah PKB menjadi dua kepengurusan dengan Ketua Umum Dewan Tanfidz Ali Masykur Musa dan Muhaimin Iskandar, tidak akan berpengaruh banyak pada perolehan suara partai bernomor urut 13 itu di Pemilu 2009 mendatang.

Menurut Yenny, alasan utama mayoritas pemilih PKB menyoblos partai berlambang bola dunia dan sembilan bintang itu hanya satu, karena sosok Gus Dur.

"Orang itu nyoblos PKB bukan karena Yenny, bukan karena Muhaimin atau Ali masykur. Tapi karena Gus Dur. Jadi selama ada Gus Dur di PKB, suara itu kemungkinan akan tetap utuh. Nggak mungkin suara PKB turun sampai 2 atau 3 persen. Survei-survei kan juga memperlihatkan PKB tetap konstan, di atas tujuh persen," sambung pemilik nama lengkap Zannnubah Arrifah Chafsoh Wahid ini.

Yenny juga tidak terlalu khawatir dengan ikut sertanya Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) sebagai kontestan Pemilu 2009. Meski PKNU lahir dari kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama), Yenny menyebut tidak terlalu menjadi ancaman besar bagi PKB yang juga mengandalkan suara dari kalangan Nahdliyin. "PKNU yah memang pasti ada efeknya. Tapi yah nggak signifikan. Sebab, kalau orang NU itu nyoblosnya yah karena Gus Dur," sambung Yenny.

Terkait kampanye PKB, Yenny menegaskan, sebagai partai yang sudah establish, PKB hanya akan mengoptimalkan jaringan dan infrastruktur partai yang sudah rutin berjalan. "Mulai dari pengajian, santunan itu kan berjalan sepanjang tahun. Bedanya, kalau sekarang bisa pakai bendera. Kami juga akan merangkul pemilih dengan cara dialog, diskusi, dan pendekatan perorangan," kata Yenny. (Persda Network/had)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com